PPDB SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN 2025/2026

Lingkungan Hidup yang Bersih, Sehat, dan Asri

Lingkungan hidup menjadi hal penting dalam kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu, lingkungan hidup harus dijaga dengan baik, karena manusia dan lingkungan hiduo saling berhubungan, juga terhadap makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Lingkungan hidup menjadi tempat yang harus dijaga. Namun seiring berjalannya waktu, muncul industri bahan bakar fosil secara besar-besaran untuk pembangkit listrik dan kebutuhan bahan bakar kendaraan yang mencemari lingkungan. Sebagian besar pencemaran itu berpengaruh pada udara, air, dan tanah. Hal ini merusak kualitas lingkungan hidup, ditambah dengan kebiasaan penggunaan plastik sekali pakai dan pemborosan kemasan plastik yang mengakibatkan sampah menumpuk. Dilansir dari BBC. com, di Kalimantan Timur saja sudah terdapat 1.735 lubang galian tambang batubara yang dibiarkan menganga oleh perusahaan dan bukannya di reklamasi kembali, drmikian menyebabkan sekitar 36 jiwa melayang akibat tenggelam didalam lubang galian yang tergenangi air dan juga merusak lingkungan dan mata pencaharian masyarakat sekitar. Jika di Kalimantan Timur saja sudah berjumlah ribuan galian, bagaimana jika dibandingkan dengan seluruh galian di Indonesia atau seluruh dunia? Dampak dari eksploitasi berlebihan untuk industri bahan bakar fosil menyebabkan masalah yang semakin kompleks terutama untuk kesehatan makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan dan untuk bahan-bahan yang dikonsumsi manusia, hewan, dan tumbuhan seperti air dan udara, serta tanah untuk sarana bercocok tanam dan resapan air. Dilansir dari Viva.co.id dari laman Daily Mail 20 Februari 2019, sejumlah kota di Siberia diselimuti salju hitam. Diantaranya Prokopyevsk, Leninsk-kuznetsky, dan Kiselyovsk. Salju hitam tersebut diakibatkan oleh debu batu bara yang terlewatkan oleh penyaringan dan beterbangan diudara pada pabrik bahan bakar fosil di kawasan Industri Kemorovo. Hal ini menjadi pembelajaran akan dampak dari pencemaran lingkungan hidup. Kemudian dilansir dari m. daihatsu. com, setiap tahunnya sebesar 1.3 juta ton sampah plastik di Indonesia bermuara di laut. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama kesehatan biota laut dan sumber daya alam dari laut yang dikonsumsi manusia serta menyebabkan hujan asam yang juga menyebabkan penyakit karena tidak layak dikonsumsi oleh manusia maupun hewan dan juga pencemaran zat berbahaya pada air yang meresap ketanah mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan kering ataupun beracun sehingga juga tidak dapat dikonsumsi seiring berjalannya waktu. Dengan demikian dampak dari industri fosil dan juga penumpukan sampah mempengaruhi kebersihan, kesehatan, dan keasrian lingkungan hidup. Maka jagalah lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik atau bungkus sekali pakai dan kurangi penggunaan bahan bakar fosil. Dengan menjaga lingkungan hidup, kita menjaga diri kita dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup untuk kehidupan dunia.

 

    (Ignasius Prasetyo Adi Susanto/Siswa kelas 9B)

Komentar

Postingan Populer