Pengalaman Mengikuti Lawatan Sejarah
Tepat
pada hari Kamis, 1 November 2018 kami perwakilan dari SMP Kanisius Sleman yaitu
Jemima dan Silvi diundang untuk mengikuti sebuah acara penghargaan bagi lomba
menulis cerpen dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman yang dihadiri oleh siswa/
siswi tingkat SMP dan SMA Kabupaten Sleman. Penghargaan tersebut berupa Lawatan
Sejarah. Tujuan kegiatan ini adalah mengenalkan lebih jauh lagi wisata sejarah
yang ada di Kabupaten Sleman kepada generasi milenial agar semakin cinta dengan
budayanya.
Ada tiga candi di Kabupaten Sleman
yang kami kunjungi yaitu candi Ratu Boko, candi Sambisari, dan candi Banyunibo.
Ketiganya memiliki sejarah dan latar belakang kepercayaan yang berbeda-beda.
Perbedaan dari ketiga candi tersebut dapat dilihat dari bentuk dan struktur
bangunannya, seperti adanya stupa ataupun tidak adanya stupa yang menandakan
perbedaan latar kepercayaannya, ataupun relief dan gambaran hewan-hewan
mitologi yang terdapat pada bangunan candi.
Saya kagum dengan pemandangan
candi-candi yang begitu menawan, terlebih candi Ratu Boko. Candi tersebut
dipercayai bahwa dahulunya adalah pemukiman, meskipun fungsi tepatnya belum
diketahui dengan jelas. Hal ini dipercayai dengan adanya bukti berupa tempat
pembakaran kayu, tempat-tempat peribadatan, juga adanya sisa dinding benteng
dan parit kering sebagai struktur pertahanan, hingga tempat penampungan air di
dalam candi tersebut. Nama “Ratu Boko” berasal dari legenda masyarakat
setempat. Ratu Boko adalah ayah dari Roro Jonggrang.
Ada pula candi Hindu (Siwa) dengan
sejarahnya yang terbilang cukup unik, yaitu candi Sambisari. Candi Sambisari
ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani yang sedang mencangkul di sawahnya.
Kompleks ini mempunyai candi utama didampingi oleh tiga candi perwara
(pendamping). Pada bagian luar dinding bangunan utama terdapat relung yang
berisi patung Durga Mahisasuramardini di sebelah utara, patung Ganesha di
sebelah timur, patung Agastya di sebelah selatan, dan di sebelah barat terdapat
dua patung dewa penjaga pintu. Juga terdapat Lingga dan Yoni pada bagian dalam
candi dengan ukuran besar.
Selanjutnya ada pula candi yang baru
saja saya ketahui yaitu candi Banyunibo. Candi ini adalah candi Budha yang
berada tidak jauh dari candi Ratu Boko. Candi yang dibangun pada sekitar abad
ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno ini memiliki sebuah stupa pada bagian
atas candi yang merupakan ciri khas agama Budha. Hampir pada setiap bagian
candi diisi oleh bermacam-macam hiasan dan relief, meski jika diamati motifnya
pada setiap sisi memang ada yang sama.
Dengan mengikuti Lawatan Sejarah
kali ini, kami merasa sangat senang karena kami mendapat penghargaan atas hasil
cerpen yang kami tulis. Kami mendapat waktu sejenak untuk me-refresh diri dan pikiran kami dari
padatnya aktivitas kami. Yang terpenting kami mendapat banyak pengalaman dan
wawasan dari kunjungan kami ketiga candi tersebut. Harapan kami selanjutnya
supaya Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman dapat terus sukses mengadakan acara
Lawatan Sejarah seperti ini di masa mendatang.
(Jemima Eunike Cristy, SMP Kanisius Sleman)
Komentar
Posting Komentar